Newsroom.co.id, Samarinda – Aksi unjuk rasa dari Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Kalimantan Timur memanas, Kamis, 10 Juli 2025.
Mereka menggelar demo di depan Kantor Gubernur Kaltim. Tuntutannya: transparansi soal penghapusan piutang senilai Rp280 miliar yang diduga melibatkan PT Kaltim Prima Coal (KPC)/Bumi Resources.
Aksi dimulai pukul 14.10 WITA. Massa membawakan orasi dan puisi. Ekspresi kekecewaan terhadap Pemprov Kaltim disuarakan lantang.
Demo berlangsung damai hingga sore. Setelah jeda salat Asar, ketegangan mulai naik. Pemicunya: tidak ada satu pun perwakilan Pemprov yang keluar menemui massa.
“Kami kecewa. Pemerintah seakan lari dari tanggung jawab publik. Kami akan terus kawal isu ini,” ujar Totti, Koordinator Lapangan.
PMII menilai sikap bungkam Pemprov sebagai bentuk ketidakberanian. Isu ini, menurut mereka, menyangkut hak rakyat yang harus dijelaskan secara terbuka.
Usai menyatakan sikap, massa mencoba masuk ke halaman kantor gubernur. Upaya itu memicu gesekan dengan Satpol PP.
Bentrokan tak terhindarkan. Beberapa massa mengaku mendapat kekerasan fisik dari oknum Satpol PP. Aksi pemukulan terekam dalam video dan tersebar luas di kalangan mahasiswa.
“Tindakan itu tak manusiawi. Harus ada sanksi. Satpol PP bukan alat represi,” tegas Totti.
PMII menuntut permintaan maaf dari aparat. Namun, hingga aksi bubar, tuntutan itu tak direspons. Sikap diam dianggap sebagai bentuk arogansi.
Aksi berakhir sekitar pukul 17.00 WITA. Massa membubarkan diri dengan tertib. Tapi pesan mereka jelas: ini belum selesai.
PMII berkomitmen melanjutkan tekanan. Bagi mereka, ini bukan sekadar soal Rp280 miliar. Ini soal keadilan fiskal dan integritas pemerintah.