Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaHeadlinePeristiwaPolitik

Buka Wilayah Transmigrasi di Mahalona, Budiman: Tidak Ada Lahan Saya, Itu Tanah Masyarakat

2729
×

Buka Wilayah Transmigrasi di Mahalona, Budiman: Tidak Ada Lahan Saya, Itu Tanah Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

NEWSROOM.CO.ID, LUWU TIMUR – Petahana Bupati Luwu Timur, Budiman mengaku bersyukur melihat perkembangan Desa Mahalona yang telah berkembang pesat. Itu disampaikan saat menyapa ribuan warga di wilayah tersebut beberapa waktu lalu.

Budiman menceritakan saat dirinya pertama kali menginjakkan kakinya di Mahalona Raya. Saat itu katanya, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Transmigran.

Ia bersama beberapa tokoh masyarakat di Kecamatan Towuti, melakukan upaya agar lahan yang menjadi hutan lindung bisa menjadi tempat pemukiman warga.

“Saya bersyukur, kenapa saya bersyukur? karna saya melihat dengan jelas bagaimana Mahalona ini berkembang dari yang awalnya satu rumah, kemudian tumbuh menjadi 900 rumah,” katanya yang disambut terikan “Betul” dari warga.

“Dan saya juga bersyukur, karna alhamdulillah tidak ada tanah saya di Mahalona ini. Karna saya tau, tanah ini adalah hak masyarakat,” sambung Budiman.

Budiman menjelaskan, pembangunan wilayah Mahalona juga menjadi awal karirnya sebagai kepala dinas.

“Saya bisa menjadi kepada dinas tata ruang, Bappeda, wakil bupati hingga bupati, karna banyak pelajaran yang saya dapatkan di daerah transmigran ini,” ujarnya.

“Jadi kalau ada orang yang mau memperbaiki daerah ini satu kali, saya sepuluh kali,” tegas Budiman.

Budiman juga menegaskan, dirinya berkomitmen untuk memberi kesejahteraan kepada seluruh masyarakat di Luwu Timur, khususnya di Mahalona Raya.

“Saya mau masyarakat di Luwu Timur ini sejahtera, kebijakan-kebijakan yang bapak ibu tidak pernah minta kita akan berikan. Kenapa? karna saya sudah pernah mengalami,” tegasnya lagi.

Pasangan Mochammad Akbar Andi Leluasa itu menerangkan, jika salah satu program yang tidak pernah diminta masyarakat yakni pembangunan jalan di Desa Tole.

“Bapak tidak pernah minta jalan Tole, tiba-tiba ada usulan bupati pembangunan jalan beton melalui aspirasi ibu Sarce senilai 17 miliar,” ujarnya.

“Tahun ini yang sisa sedikit itu, akan kita sambung hingga jalan beton tembus di jembatan,” tambah Budiman. (*)